Guncangan itu, Agar Kita Menyadari Kesalahan

Oleh: Bintunapan Sastrawetjana



LOMBOK UTARA, KOMPAS.com — Sepekan setelah gempa magnitudo 7,0 yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), aktivitas gempa susulan terus terjadi dan korban tewas akibat gempa terus berjatuhan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB mencatat, hingga Minggu (12/8/2018) jumlah korban tewas akibat gempa Lombok mencapai 401 orang. BPBD mencatat, hingga Minggu korban luka-luka

mencapai 1.353 orang. Rinciannya, sebanyak 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan. Korban luka-luka paling banyak terdapat di Lombok Utara sebanyak 640 orang. Sementara itu, pengungsi sebanyak 387.067 orang yang tersebar di ribuan titik pengungsian. Sebaran dari pengungsi adalah di Kabupaten Lombok 198.846 orang, Lombok Barat 91.372 orang, Kota Mataram 20.343 orang, dan Lombok Timur 76.506 orang. Kerusakan fisik meliputi 67.875 unit rumah rusak, 606 sekolah rusak, 6 jembatan rusak, 3 rumah sakit rusak, 10 puskesmas rusak, 15 masjid rusak, 50 unit mushola rusak, dan 20 unit perkantoran rusak.


Innalillaahi wa inna ilaihi rooji'uun. Bumi Lombok berguncang, korban berjatuhan.

Gempa, bukan semata fenomena alam, tapi peringatan bagi insan yang memahami hakikatnya penciptaan.  Sudah selayaknya seorang Muslim menjadikan setiap kejadian sebagai bahan intropeksi diri. Bagi yang tertimpa harus ikhlas dengan ketentuan Allah, dan bagi yang menyaksikan harus peka berempati menolong. Baik karena kita sesama manusia apalagi mereka sebagian adalah saudara seaqidah. Ibarat satu tubuh. Jika satu sakit maka yang lain merasakan. Itulah sesama Muslim seharusnya. Tidaklah semata mata didatangkan musibah tanpa ada hikmah didalamnya. Terlalu jauh kita dariNya, begitu banyak kerusakan karena ulah manusia. Tipu-menipu, saksi palsu, fitnah2, curang, membunuh, berzina, ekonomi ribawi, dan masih

banyak lagi kerusakan yang dilakukan. Terutama kemaksiatan besar adalah menjauhkan Aturan Tuhan dari kehidupan. Alam kini dirusak dan dikuasai jiwa-jiwa serakah. 

Seperti telah Allah gambarkan dalam FirmanNya, Q.S. Ar Rum ayat 41-42 yang artinya: 

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)".(41)

"Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”(42)


Saatnya menyadari kesalahan yang telah manusia perbuat di muka bumi ini. Terlalu lama kita mencampakkan syariatNya. Dan hidup jauh dari jalanNya. Jadikan teguran ini sebagai titik awal memperbaiki keadaan, memperbaiki hubungan tiga dimensi kita, dimensi dengan Pencipta yaitu perbaiki ibadah kita, dimensi dengan diri sendiri yaitu perbaiki makanan dan akhlak kita. Dan dimensi dengan sesama, yaitu dengan memperbaiki ekonomi kita, sosial juga sanksi. Dan itu terwujud hanya dengan menerapkan Islam secara kaffah atau keseluruhan. Agar terwujud Negri yang berkah.

 "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya".


Bagi kaum berfikir, maka akan senantiasa mengambil pelajaran. Dan jangan berpaling dari Nya, karena azabnya sangat pedih.

Na'uzubillah


Wallahu a'lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak