Oleh Ammylia Rostikasari, S.S.
(Aktivis Akademi Menulis Kreatif)
Euforia penyelenggaraan Asian Games 2018 begitu kental dirasakan. Pembukaannya dihiasi tampilan mewah dengan dekorasi fantastis bertabur bintang tamu dari kalangan musisi dan pekerja seni yang memukau mata penontonnya.
Hal ini terlaksana karena target capaian sebagai opening multievent olahraga yang terbesar dan termegah di dunia. Misi itu pula yang diusung Indonesia, dengan menunjuk Jakarta dan Palembang sebagai kota tuan rumahnya (m.viva.co.id/29/5/2018).
Pertanyaan besar yang menjadi rasa penasaran semua pasang mata. Tak lain dan tak bukan tertuju pada dana yang mesti digelontorkan untuk pelaksanaan Asian Games tersebut. Ketua INASGOC, Erick Thohir, menyatakan persiapan Asian Games 2018 sudah memakan dana yang begitu besar. Tercatat, dana sebesar Rp7,2 triliun sudah digelontorkan demi menggelar pesta olahraga terbesar se-Asia itu (m.viva.co.id/13/08/2018).
Islam Memandang Urgensi Olah Raga
Islam merupakan agama sekaligus pandangan hidup yang sempurna. Adanya mencakup seluruh aspek kehidupan, tak terkecuali perihal olah raga.
Islam memandang olahraga bertujuan untuk menjadikan manusia sehat dan kuat. Dalam Islam, sehat dipandang sebagai nikmat kedua terbaik setelah Iman. Selain itu, banyak ibadah dalam Islam membutuhkan tubuh yang kuat seperti salat, puasa, haji, dan juga jihad.
Bahkan Allah sebetulnya menyukai mukmin yang kuat. Oleh karena itu, olahraga aktivitas yang begitu dibutuhkan.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Orang mu’min yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mu’min yang lemah. Namun, keduanya itu pun sama memperoleh kebaikan. Berlombalah untuk memperoleh apa saja yang memberikan kemanfaatan padamu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah merasa lemah. Jikalau engkau terkena oleh sesuatu musibah, maka janganlah engkau berkata: “Andaikata saya mengerjakan begini, tentu akan menjadi begini dan begitu.” Tetapi berkatalah: “Ini adalah takdir Allah dan apa saja yang dikehendaki oleh-Nya tentu Dia melaksanakannya,” sebab sesungguhnya ucapan “andaikata” itu membuka pintu godaan syaitan” (Riwayat Muslim).
Hal lain yang mesti diperhatikan dalam berolahraga, umat Islam menjaga auratnya dan jangan sampai menyakiti satu sama lainnya. Jangan sampai aktivitas olah raga yang ditujukan untuk memenuhi perintah Allah subhanahu wata’ala dan Rasulullah sampai mengabaikan perintah atau larangan Allah yang lainnya.
Olah raga yang dianjurkan di dalam Islam tentu saja sangat berkontribusi dalam hal ibadah, terutama dalam pelaksanaan jihad. Rasulullah dalam sabdanya menyuruh agar orang mengajarkan anaknya memanah, berkuda dan berenang.
Selain itu, Rasulullah pun melakukan olah fisik dengan bergulat. Rasulullah s.a.w. pernah gulat dengan seorang laki-laki yang terkenal kuatnya, namanya Rukanah. Permainan ini dilakukan beberapa kali. (Riwayat Abu Daud).
Rasulullah pun gemar berlari. Sampai-sampai ia mengajak istrinya, Aisyah ra. Untuk berlomba lari dengannya. Masyaallah, begitu tangguh dan romantisnya suri teladan kaum Muslimin ini.
Adapun pembiayaan olah raga dalam Islam tentulah dibuat seefektif mungkin. Adanya olah raga bukanlah ajang mewah bagai pesta yang menyedot banyak dana. Adanya dana di Baitul Mal dalam sistem Islam diposkan untuk kebutuhan prioritas kemaslahatan umat. Tentu ini sangat berbeda dengan tempo ini.
Asian Games yang digelar di Indonesia, menampilkan layaknya Indonesia bagai negeri yang makmur sentosa. Dengan dana yang dihabiskan kisaran ratusan miliar rupiah. Di satu sisi masyarakat bangga bisa menyelenggarakannya. Namun, di sisi lain nestapa masih juga dirasa masyarakat yang karena nasib negeri yang belum merdeka secara paripurna.
Indonesia yang masih memiliki rakyat miskin di mana-mana. Pendidikan yang belum bisa dienyam oleh masyarakat secara paripurna. Angka dolar yang kian meroket sehingga angka kenaikan harga barang siap mengancam kapan saja. Belum lagi yang akhir-akhir ini dilanda gempa juga kekeringan di beberapa bagian wilayahnya. Ini yang menjadikan rasa prihatin dibalik adanya perayaan hingar bingar Asian Games yang begitu luar biasa.
Wahai Kaum Muslim, jikalau kita senantiasa berpegang teguh kepada tali agama Allah. Kita menjadikan Al-Quran dan As-Sunah sebagai rujukan dalam menjalani kehidupan. Maka, prioritas aktivitas pun akan bersandar mendahulukan yang wajib diikuti yang sunah, memilih serta memilah yang mubah, menekan yang makruh dan meninggalkan yang haram.
Olah raga adanya dihukumi dengan sunah, tetapi tidak berarti digelar dengan kefoya-foyaan. Adanya semata sebagai kecintaan akan perintah Allah dan Rasul-Nya. Oleh dari itu, maka hendaklah pelaksanaannya juga mengikuti aturan di dalam Islam. Wallahu’alam bishowab