Oleh: Zakiyah Almanaf
Bulan agustus dinobatkan menjadi bulan sakral untuk perayaan kemerdekaan. Berbagai persiapan sudah matang dilakukan, mulai dari aneka macam perlombaan sampai pada upacara kemerdaan. Semua warga merasa wajib terlibat, mulai dari mengeluarkan urunan, memintakan dana dijalanan sampai memperisapkan riasan. Berbagai macam umbul-umbul sudah mulai dipasang, bendera merah putih sudah terbentang. Peringatan kemerdekaan dijadikan moment yang tepat dalam pengokohan kecintaan terhadap tanah air. Seolah serangkaian seremonial tersebut sebagai satu-satunya cara dalam mengekspresikan cinta tanah air dan bentuk syukur atas kemerdekaan.
Bersyukur atas nikmat memperoleh kemerdekaan adalah keharusan. Menghargai jasa pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan juga harus dilakukan. Hanya saja perlu kiranya memahami makna arti kemerdekaan itu sendiri. Apakah saat ini kita sudah benar-benar merdeka? Sehingga bebas melakukan perayaan tanpa batas? Atau jangan-jangan perayaan ini malah mengelabui kita dalam memahami realita yang terjadi? Apakah benar penjajahan itu sudah enyah dari negeri kita? Karena penjajahan tidak selalu bermakna perang tapi penjajahan adalah politik suatu bangsa untuk menguasai bangsa lain demi kepentingannya.
Penjajah Masih Ada
Secara fisik kita memang sudah merdeka tapi dalam berbagai kebijakan kita masih didikte asing. Inilah yang disebut penjajahan gaya baru melalui politik penguasaan yang begitu mengelabui. Politik penguasaan ini bisa dalam bentuk yang beragam dan cara yang unik. Contoh atas nama kerjasama sumberdaya alam mereka kuasai. Atas nama hutang, ekonomi kita disetir. Atas nama seni, budaya kita dibombardir. Atas nama kemajuan pendidikan kita didikte. Lantas dengan semua itu layakkah kita berpesta pora? Untuk merayakan penjajahan gaya baru yang mereka setting?
Jebakan-jebakan kebijakan yang memberatkan dan membawa negeri ini semakin terpuruk disegala bidang, itulah penjajahan. Sehingga yang tepat dilakukan saat ini adalah masyarakat masih harus tetap berjuang demi mendapatkan kemerdekaan yang sesungguhnya. Kemerdekaan yang membuatnya bisa berdaulat atas negeri ini. Bukan terlena dengan perayaan semu, karena hakikatnya memsyukuri kemerdekaan tidaklah identik dengan perlombaan, tidak pula pesta berbalut kemaksiatan.
Perjuangan Era Ini
Bentuk mensyukuri kemerdekaan saat ini bisa dilakukan dengan melanjutkan perjuangan para pendahulu dalam membebaskan negeri ini dari para penjajah. Membebaskan dari penjajahan berupa tekanan kebijakan yang semakin menyesakan dan merampas kemerdekaan. Karena dalam Islam kemerdekaan yang hakiki adalah membebaskan manusia dari penghambaan terhadap manusia lainnya, menuju penghambaan hanya kepada Allah raabb semesta alam. Dengan kata lain Islam memgehendaki manusia terbebas dari segala perbudakan, kezaliman, kesewenang-wenangan yang membuat hak-haknya terampas. Inilah perjuang sesungguhnya yang dibutuhkan saat ini.
Ini pula misi dakwah Rasululloh, yaitu mengelurakan manusia dari segala himpitan hidup didunia, dari segala kegelapan hidup menuju cahaya Allah. Hanya saja ini bisa tercapai jika manusia berjuang mengembalikan hak Allah dalam menetapkan hukum. Caranya dengan memberlakukan seluruh aturan Allah dalam segala aspek kehidupan. Tanpa itu semua kemerdekaan hakiki, kelapangan hidup tidak akan diraih. Selama aturan dan hukum buatan manusia yang diberlakukan maka selama itu juga penjajahan, kezaliman dan kesempitan hidup akan terjadi. Sebagaimana firman Allan;
"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (QS. Ta-Ha 20: Ayat 124)
Itulah peringatan dari Allah selama kita mengabaikan hukum-hukum Allah, maka akan berbuah kesempitan hidup. Perjuangan kita saat ini adalah bukan dengan euforia yang kebablasan. Tapi berjuang menata diri dan terus melakukan penyadaran di tengah-tengah masyarakat akan pentingnya kembali kepada aturan Allah. Dengan begitu manusia akan terbebas dari segala kesempitan hidup, perbudakan dan penjajahan yang kemudian akan memperoleh kemerdekaan yang hakiki.