Oleh: Irwansyah
(Mahasiswa Sulawesi Tenggara)
Belum kering air mata duka diseka, Lombok kembali menangis. Bagaimana tidak, daerah yang dipimpin oleh M. Zainul Madji alias Tuan Guru Bajang (TGB) kembali diguncang gempa bumi.
Gempa yang berkekuatan 7.0 SR ini terjadi pada Minggu (5/8) sekitar pukul 18:46:35 WIB. Titik gempa berada di 8.7 Lintang Selatan 116.48 Bujur Timur, tepatnya 18 kilometer barat laut Lombok Timur, NTB. Dengan kedalaman 15 Kilometer. (Tribunnews.com, 05/08).
Dilansir dari Liputan6.com, hingga saat ini, korban yang meninggal dunia tercatat sudah sekitar 89 orang. Dan kemungkinan ini masih bisa bertambah.
Mungkin bagi sebagian orang berpikir, peristiwa gempa bumi merupakan fenomena alam yang biasa. Namun, dalam pandangan Islam, peristiwa semacam ini adalah bentuk teguran dari Yang Maha kuasa kepada kita manusia yang telah melampaui batas (baca: bermaksiat)
Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata:
"Allah Subhanahu wa Ta'ala mengizinkan untuknya (maksudnya bumi) kadang-kadang untuk bernafas, lalu muncullah gempa besar padanya, dari situ timbullah rasa takut, taubat, berhenti dari kemaksiatan, merendahkan diri kepada-Nya, dan penyesalan pada diri hamba-hamba-Nya, sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian ulama Salaf ketika terjadi gempa bumi, "Sesungguhnya Rabb kalian menginginkan agar kalian bertaubat." (Miftah Daaris Sa’adah, jilid 2 hlm. 630).
Untuk itu, mari kita merenung. Intropeksi diri. Mohon ampun kepada-Nya. Kembali taat kepada aturan-Nya. Tidak melenceng dari syariat-Nya. Sehingga Allah menurunkan berkah kepada kita bukan murka-Nya.