Oleh: Hervi Lora
Seberapakah cintamu dengan dirimu sendiri? Bisa jadi melebihi apapun yang dimiliki. Itulah banyak sekali orang yang bisa jadi melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan demi memenuhi keinginan dan hawa nafsunya. Tentu karena cintanya pada dirinya sendiri. Bahkan saat ini media social dipenuhi oleh orang-orang yang banyak memamerkan eksistensi dirinya dengan motif yang bermacam-macam salah satunya adalah karena kecintaaan pada dirinya.
Cita-cita tertinggi seorang muslim adalah mendapatkan ridho Allah yang akan berbuah surga. Maka selayaknyalah seorang muslim akan taat pada aturan dariNya sebagai manifestasi atas keimanannya itu. Menjadikan hidupnya tunduk pada setiap perintahNya dan akan berusaha meninggalkan laranganNya. Maka kecintaan muslim pada dirinya akan ditunjukkan dengan taatnya pada Rabbnya sepenuh jiwanya agar dia bisa selamat di dunia maupun di akherat.
Islam telah mengatur urusan kehidupan manusia dengan sangat sempurna bahkan dalam urusan yang sangat kecil sekalipun. Termasuk dalam hal cinta-mencintai. Jangankan mencintai diri sendiri, Islam juga mengajarkan kepada kita untuk mencintai sesama saudaranya.
Rasulullah SAW bersabda “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45)
Keutamaan mencintai saudara sesama muslim banyak diperintahkan dalam hadist. Bahkan disunnahkan untuk mengungkapkannya secara langsung.
Dari Habib bin Ubaid, dari Miqdam ibnu Mady Kariba —dan Habib menjumpai Miqdam ibnu Madi Kariba-, ia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian mencintai saudaranya hendaklah dia memberitahu saudaranya itu bahwa dia mencintainya,” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 421/542, shahih kata Syaikh Al Albani).
Mencintai saudara ini tidak hanya dalam urusan dunia, namun juga dalam urusan ketaatan kepada Allah. Jika mencintai saudara dalam urusan dunia ini dihukumi sunnah, maka jika menyangkut urusan diin (agama) hukumnya adalah wajib. Saudara yang membersamai kita di jalan taqwa amatlah berharga. Begitu berharganya saudara yang mengajak kita di jalan Allah seperti yang dikatakan oleh Imam syafi'i, “Jika engkau punya teman yg selalu membantumu dlm rangka ketaatan kepada Allah, maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karna mencari teman baik itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali”
Mencintai saudara juga bagian dari dakwah. Saling melakukan amar maruf nahi munkar, tidak ingin saudaranya terjerumus di jalan yang tidak diridhoi oleh Allah. Mengingatkannya jika terlena terhadap kenikmatan dunia yang sementara. Membantunya dalam ketaatan kepada Allah. Tidak hanya mengajak kepada hal yang baik namun juga harus berani untuk menyampaikan sesuatu yang bisa menjadikannya dimurkai oleh Allah. Sehingga surge tidak lagi menjadi milik kita. Alangkah indahnya jika kita kelak bisa berjumpa dengan saudara-saudara kita yang membersamai kita di dunia di jalan taqwa.