Oleh: Ruruh Anjar
Dunia eksistensi memang tak pernah mati. Kehidupan manusia yang silih berganti selalu diwarnai keinginan pemenuhan naluri. Mulai dari ajang bergengsi hingga sekedar unjuk diri. Itulah ciri manusia hingga abad ini.
Naluri baqa’ atau keinginan menunjukkan eksistensi telah diciptakan Allah sebagai bagian dari diri manusia. Salah satu cara yang dilakukan manusia saat ini untuk pemenuhan naluri tersebut adalah membuat aneka tantangan/challenge. Ada yang sekedar have fun namun ada pula yang mengundang nyawa. Caranya pun beraneka, mulai menggunakan aplikasi dunia maya hingga langsung mempertontonkan di depan publik.
Beberapa waktu lalu, viral adanya fenomena tik tok. Aplikasi ini telah menimbulkan artis-artis baru yang disembah bak tuhan bagi penggemarnya. Belum usai, publik dikejutkan dengan maraknya Kiki challenge. Aksi berjoget di samping mobil yang sedang berjalan dengan diiringi musik barat dengan judul tertentu. Peristiwa ini pun mendapat perhatian pihak kepolisian yang memperingatkan bahaya jika terjadi kecelakaan di jalanan.
Setalah itu, publik disentakkan adanya berita kematian bocah 12 tahun akibat bunuh diri. Kematian ini begitu mengenaskan karena terjadi atas perintah orang yang ada di dalam game yang sedang ia mainkan. Itulah Momo challenge. Sebuah game yang membuat pemainnya harus tunduk pada perintah orang yang akan menghubunginya setelah menyetujui permainan tersebut. Ironinya game ini dijadikan sebagai bentuk kejahatan yang akan meneror pemainnya, menumbuhkan ketakutan, bahkan akan diakhiri dengan perintah bunuh diri. Polisi yang melacak juga cukup kesulitan karena ternyata nomor gawai yang digunakan pelaku teror terhubung di beberapa negara. Untuk itu banyak pihak menyarankan agar menghindari game ini.
Belum lama ini pun muncul challenge baru bernama RXKing challenge. Bagi penggemar dunia otomotif tentu tak asing dengan istilah ini karena mengambil nama salah satu merk motor yang cukup terkenal. Diiringi salah satu musik ciptaan musisi tanah air, penggemar challenge ini akan berjoget dengan gaya naik motor. Menariknya challenge satu ini disebut “Indonesia banget” karena menggunakan musik Indonesia.
Itulah beberapa gambaran dunia eksistensi yang marak saat ini. Belum termasuk yang tidak disebut dan terekspose. Bahkan mungkinkah muncul lagi yang baru bak jamur di musim hujan? Challenge-challenge yang menyasar generasi penerus estafet bangsa.
Sudahkah mereka yang melakukan challenge, berpikir jauh bahwa apa yang mereka lakukan akan diminta pertanggungjawaban di mahkamah akhirat. Akankah amal perbuatannya mengantarkan ke Surga atau justru sebaliknya.
Sebagai manusia tentu kita berharap agar eksistensi diri ini terpenuhi. Allah telah menunjukkan jalan dengan berbagai aktivitas positif yang tidak hanya berguna bagi negeri namun juga agama Islam. Maraknya budaya hedonisme akibat sekulerisasi memang sangat menghunjam tajam bak sembilu. Sudah selayaknyalah generasi muda Islam berkaca pada sosok Ali bin Abi Thalib, Muhammad Al Fatih, Al Khawarizmi, Fathimah Al Fihry, dan lainnya. Mereka menggunakan potensi yang dimiliki untuk mengembangkan minat dan bakatnya dengan Islam sebagai landasan. Inilah challenge sesungguhnya. Challenge yang hakiki. Untuk menghantarkan manusia pada predikat takwa. Menghamba pada Allah semata. Menjadi generasi emas, pembentuk peradaban Islam yang gemilang.
Wallahua’lam bishshowwab