Oleh : Mama Bunga
Seiring dengan melonjaknya harga-harga pangan, seperti daging sapi, ayam, telur bahkan sayuran. Membuat masyarakat semakin sulit, terasa kian terhimpit. Belum lagi melemahnya nilai rupiah terhadap dolar yang menembus Rp. 14.555 membuat harga sejumlah barang impor naik. Banyak usaha yang terancam gulung tikar, imbasnya akan banyak karyawan yang di PHK.
Anehnya pemerintah mengklaim bahwa angka kemiskinan di Indonesia menurun. Dari data BPS didapat bahwa angka kemiskinan per Maret 2018 sebesar 9.8% dan ini merupakan angka kemiskinan terendah sepanjang sejarah. Namun, setelah diteliti ternyata pemerintah menentukan standar angka kemiskinan yang tidak logis. Setiap orang dengan penghasilan Rp 13rb/hari dianggap tidak miskin alias sejahtera. Padahal dengan nilai uang Rp 13rb, paling hanya bisa untuk makan sekali, itupun alakadarnya. Sedangkan kebutuhan dasar lainnya seperti pendidikan, kesehatan dan trasportasi tidak bisa terpenuhi. Miris.
Dalam islam, untuk menentukan standar kemiskinan, bukan dengan tolok ukur pendapatan seseorang. Melainkan dari terpenuhinya kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan secara layak. Bahkan dikatakan seseorang itu sejahtera jika memiliki kelebihan harta di atas 50 dirham atau setara dg 148.75 gram emas setelah seluruh kebutuhan pokoknya (makanan, pakaian, perumahan, nafkah istri dan anak, dan gaji khadimat) telah terpenuhi.
Lalu bagaimana cara islam mengentaskan kemiskinan? Yang pertama, secara individual yakni Allah memerintahkan setiap kaum muslim yang mampu untuk bekerja mencari nafkah untuk keluarganya. Jika sudah bekerja dan berusaha tetap miskin maka ia diperintahkan untuk bersabar dan bertawakal. Yang kedua, secara jama'i, Allah memerintahkan kaum muslim untuk saling membantu kaum muslim lain yang sedang kekurangan dan membutuhkan pertolongan. Yang ketiga, Allah memerintahkan penguasa untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pokok rakyatnya.
Saat ini kemiskinan yang terjadi pada umat disebabkan oleh sistem yang diberlakukan di negeri ini yaitu sistem kapitalisme-liberalisme-sekulerime. Sistem inilah yang membuat kekayaan milik rakyat dikuasai dan dinikmati oleh segelintir orang saja. Padahal negri ini kaya akan sumber daya alamnya yang jika dikelola oleh negara sendiri dapat mensejahterakan rakyatnya. Namun hasil SDA yang ada hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Karena itu, sudah saatnya kita campakkan sistem selain islam yang notabene hanya menyengsarakan rakyat dan mendatangkan musibah demi musibah. Sudah saatnya hukum Allah tegak di bumi ini karena hanya dengan tegaknya syariah Allah lah yg bisa menjamin keberkahan hidup manusia.
Wallahua’lam bish shawab