Bencana Tak Sekedar Fenomena


Oleh Henyk Nur Widaryanti 

(Dosen Universitas Swasta) 


Berita duka kembali menghantui negeri ini. Pesona destinasi kini hanya mimpi. Lombok, wilayah elok di bawah gunung Rinjani. Menjadi tempat para pengungsi. Getaran gempa setiap waktu terasa. Bahkan menelan ratusan korban jiwa. Hidup memilih ditanah lapang. Ketakutan jika bencana kembali datang. BMKG menyampaikan ini adalah fenomena alam. Sebuah siklus yang terjadi 200 tahunan. Adanya pergeseran sesar flores di utara Nusa Tenggara. Di balik itu semua, mari kita berdoa. Semoga saudara disana diberi kesabaran akan ujian. Bagi yang memiliki kelebihan, mari kita bagikan. Sekecil apapun bantuannya, sangat bernilai bagi mereka. 

Fenomena alam bukan keajaiban semata. Bisa jadi ia adalah ujian bagi orang yang bertakwa. Sebagaimana firman Allah ta'ala “Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-Ankabut: 1-3). 

 Seorang yang beriman jika diberi ujian mereka akan bersabar. Dan ujian adalah sarana untuk meningkatkan keimanan. Sebagaimana hadist nabi Dari Sa’d bin Abi Waqash, aku bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat cobaannya?” Beliau menjawab, “Para nabi, kemudian orang-orang yang seperti para nabi, kemudian orang-orang yang seperti mereka. Seorang hamba diuji Allah berdasarkan keimanannya. Jika keimanannya kokoh, maka akan semakin berat cobaannya. Namun jika keimanannya lemah, maka ia akan diuji berdasarkan keimanannya tersebut. Dan cobaan tidak akan berpisah dari seorang hamba hingga nanti ia meninggalkannya berjalan di muka bumi seperti ia tidak memiliki satu dosa pun. (HR. Turmudzi).

Selain itu ujian bagai teguran. Disaat manusia mulai melalaikan. Allah berfirman "Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. An-Nahl, 16 : 112). Begitu banyak kita melalaikanNya. Sehingga Allah menegur kita. Dihalalkannya riba, sek bebas, khamr, bahkan mencampakkan hukum Islam lainnya adalah kemaksiatan. Allah berharap dengan teguran ini, kita kembali kepadanya. Meskipun disekitar kita masih ada orang yang taat. Tapi kemaksiatan kepada Allah akan membawa pada azabNya. “Jika timbul maksiat pada ummatku, maka Allah akan menyebarkan azab-siksa kepada mereka.” Aku berkata : Wahai Rasulullah, apakah pada waktu itu tidak ada orang-orang shalih? Beliau menjawab: “ada!”. Aku berkata lagi: Apa yang akan Allah perbuat kepada mereka? Beliau menjawab: “Allah akan menimpakan kepada mereka azab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat maksiat, kemudian mereka akan mendapatkan keampunan dan keredhaan dari dari Rabbnya.” (HR. Imam Ahmad). 

Negeri ini telah berubah. Masyarakat kelaparan di negeri lumbung pagi. Mereka kehausan di negeri bahari. Mereka miskin di negeri yang kaya. Ironi yang benar-benar terjadi. Semua itu karena salah tangan kita sendiri. Sudah saatnya kita kembali ke pangkuan Illahi.  Karena Allah telah berjanji "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. " (QS 7. Al A'raaf:96). Allah tidak pernah ingkar janji. Mari bersama dengan ketaatan merajut Islam yang pernah kelam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak