Apakah Ini Merdeka?

Oleh : Lulu

Mulai terdengar ramai pekik 'merdeka' dimana-mana. Atribut kemerdekaan, bendera, spanduk, gapura, umbul-umbul menghiasi seluruh penjuru tanah air. Negeri ini tampak berwarna menyambut hari kemerdekaannya. Tapi, apakah betul ini merdeka? Pertanyaan yang sulit dijawab sebab jauh panggang dari api. Tak sama antara yang kita dengar dengan yang kita alami.


Media cetak dan elektronik meneriakkan kemerdekaan. Bonus dan diskon hari merdeka bertebaran di sejumlah pusat perbelanjaan dan jual beli online. Persiapan berbagai lomba ikut menambah kemeriahan suasana. Membius rakyat pada kesenangan yang semu. Hingga kita pun terbawa suasana, merasa seolah bahwa inilah merdeka.

Padahal kita lihat sendiri bagaimana sulitnya orangtua memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan dasar manusia seperti pangan, sandang dan papan, semakin tak terjangkau. Harga-harga melambung tinggi. Menahan banyak hal agar uang belanja yang diterima ibu cukup untuk kebutuhan sebulan. Ayah sulit mencari nafkah, demi menyelamatkan keluarga dengan memberi nafkah dari sumber yang halal. Rakyat harus mengurusi urusannya sendiri.


Biaya sekolah yang tinggi menjadi persoalan yang belum terpecahkan. Generasi muda sulit untuk mengakses pendidikan bermutu. Buku tak terbeli, biaya transportasi ke sekolah pun tinggi akibat naiknya bahan bakar berkali-kali. Maka menjadi remaja berprestasi serasa hanya mimpi.


Budaya asing masuk ke dalam negeri tanpa permisi. Berlomba antara pemikiran asing dan pemikiran Islam. Berusaha masuk ke dalam kepala dan hati generasi muda. Tanpa penjagaan dari penguasa, justru pemikiran asing dikhawatirkan akan menguasai mereka. Remaja yang harusnya sadar bahwa beban kebangkitan ada di pundak mereka, seolah abai dan lengah terbius kesenangan dan gaya hidup melenakan. Jauh dari tuntunan Islam.

Jika sudah begini, bagaimana kelak negeri ini 20 tahun ke depan? Pemimpin seperti apa, yang akan menguasai negeri? Sungguh jika umat jauh Islam, masalah akan datang silih berganti menjerumuskan negara dalam kehancuran. Kehidupan umat semakin sempit. Apakah ini merdeka?


Firman Allah di dalamAl-Qur’an:

dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur:55).


Lihatlah bagaimana Allah memberi kabar gembira agar kita terbebas dari kehidupan yang sulit dan menakutkan, maka diperintahkan bagi kita untuk beramal saleh. Mengerjakan aktifitas baik yang diperintahkan Allah. Jika sedari usia dini ditanamkan kecintaan kita terhadap Islam maka akan tumbuh rasa ingin menegakkan agama Allah.


Mempelajari Islam, menyampaikan pada teman-teman kita bahwa Islam adalah agama yang memiliki aturan dalam kehidupan sehari-hari. Meninggalkan aturan manusia, beralih pada aturan Allah adalah kemerdekaan yang sesungguhnya. Meninggalkan penghambaan kepada makhluk dan beralih pada menyembah Sang Pencipta adalah hakikat kemerdekaan yang hakiki.


Maka kini generasi muda pun memiliki kontribusi terhadap kebangkitan umat yaitu dengan mengajak umat ke arah kemerdekaan yang sesungguhnya. Ikut dalam perjuangan menegakkan syariat Allah mengembalikan izzul Islam wal ummah, Allahu Akbar!!



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak