Aborsi dan Pembuangan Bayi: Buah Busuk Liberalisasi

Oleh: Endah Husna *

Panik janin yang dikandungnya akan lahir, pasangan Cicik Racmatul Hidayat dan Dimas Sabhra Listanto langsung gelap mata. Keduanya nekat menggugurkan bayi hasil hubungan gelapnya. Saat menggugurkan, pasangan kekasih itu tak dibantu oleh bidan melainkan dengan obat jenis Gastrul, kata Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Simarmata (tribunjatim.com, 14/08/2018).

Setali tiga uang, di Blitar, ditemukan bayi perempuan dengan berat 2,7kg dengan panjang 48 cm di dapur rumah Suwarso, lelaki (43) warga jalan Sulawesi RT 01/RW 01 Kelurahan Klampok Kecamatan Sananwetan Kota Blitar (mayangkaranews.com, 10/08/2018).

          Sangat miris sekali, orangtua yang tega membuang bahkan membunuh darah dagingnya sendiri. Kemana naluri mereka untuk melindungi dan menjaga keturunan mereka. Hewan sebuas apapun tidak akan tega membunuh anaknya sendiri. Ini manusia, tapi perbuatannya mengalahkan perbuatan hewan buas. Kasus Cicik ini adalah ibarat gunung es yang terus akan bergulir dan bertambah banyak karena tidak ada upaya untuk menghentikan gumpalan es tadi untuk bergulir. Kasus seperti ini akan terus ada dan bertambah menumpuk karena tidak ada upaya serius untuk menghentikannya dari akar masalah.

         Adalah kapitalisme yang menjamin salah satunya kebebasan bergaul, menjadi penyebab dari maraknya aborsi ilegal. Kapitalisme adalah sebuah pemahaman bahwa Agama dipisahkan dari urusan kehidupan sehari-hari. Maka tak heran jika banyak kita jumpai, ada oknum muslimah yang berkerudung tapi melakukan pacaran seperti banyak yang kita jumpai di pinggiran pantai, dan sebagainya. Tak heran jika ada muslim yang rajin jamaah ke masjid tapi ternyata selingkuh. Tak heran jika banyak pejabat terhormat kita sudah naik haji tapi juga banyak yang tertangkap tangan menerima suap maupun korupsi. Sebabnya mereka mempunyai pemikiran yang sama, yakni bahwa Agama hanya mengatur masalah ibadah mahdah. Untuk urusan lain, Allah tidak perlu di ingat atau Allah tidak dianggap. Jelas pemahaman kapitalisme ini bukan dari Islam. Karena Islam tidaklah demikian.

          Islam datang dari Allah SWT melalui utusanNya, untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Yakni Nabi Muhammad saw. Melalui Rasulullah, Allah SWT berfirman yang artinya adalah Allah SWT melarang kita untuk memgambil sebagian dan membuang sebagian. Kita diperintahkan Allah untuk masuk kedalam Islam dengan kaffah atau sempurna. Maka seharusnya tidak ada aturan Allah yang kita tinggalkan. Karena Islam lengkap mengatur semua aspek kehidupan manusia.

         Semisal kasus Cicik, Islam sudah mempunyai seperangkat aturan mulai dari jauh-jauh hari. Yakni adanya penjagaan terhadap pandangan (godul bashor). Kemudian adanya larangan kholwat (berduaan), penertiban tempat-tempat penginapan nakal. Bukan malah dijadikan bisnis hitam. Kemudian yang terpenting adalah adanya edukasi atau majelis-majelis yang disediakan oleh negara untuk menguatkan suasana Iman umat Islam. Adanya ketakwaan individu akan mampu membentengi diri dari pemahaman-pemahaman yang melenceng dari syariat Allah. Disusul ketakwaan masyarakat, ini juga menjadi pilar penting tegaknya aturan Allah SWT. 

Masyarakat yang acuh menandakan bahwa masyarakat sedang sakit, masyarakat sedang kehilangan semangat kepedulian terhadap saudaranya karena sikap individualis sengaja dihembuskan untuk membius umat Islam dari kesadaran pentingnya peduli terhadap urusan saudaranya dibelahan dunia manapun. Seharusnya kita sudah semakin sadar dengan keadaan sekarang ini. Banyak terjadi penyimpangan, bukti bahwa ada yang salah dari hidup yang kita jalani. Ada sesuatu yang berjalan tidak pada relnya. Yakni aturan Allah SWT yang tidak kita jadikan sebagai panduan hidup kita. Maka kasus di atas adalah salah satu akibat dari ditinggalkannya aturan Allah SWT. Mereka berani melakukan apa yang Allah larang, yakni berzina. Akhirnya janin yang tak berdosa menjadi sasaran perbuatan bejat mereka untuk dibunuh. Sungguh bukanlah cermin perbuatan seorang muslim yang taat.

          Mari singsingkan lengan, rapatkan barisan, jernihkan pikiran, bersihkan hati supaya ikhlas untuk menerima kebenaran, yakni apa-apa yang datang dari Allah SWT. Islam kaffah menjadi solusi segala permasalahan umat manusia seluruhnya, termasuk liberalisasi pergaulan remaja. Agar tak ada lagi bayi yang dibuang begitu saja, atau bahkan meregang nyawa sebelum dilahirkan ke dunia. Allahu a'lam.


* Pemerhati Ibu dan Anak di Blitar, Jawa Timur.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak